Masjid Nurut Taqwa Denpasar menjadi contoh nyata bagaimana toleransi dan kerukunan antarumat beragama bisa terwujud dengan harmonis. Berada di lingkungan Asrama TNI-AD Kodam 9 Udayana, masjid ini menunjukkan bahwa tempat ibadah bukan sekadar lokasi salat, tetapi juga sarana mempererat hubungan antarwarga, baik muslim maupun non-muslim.
Sejarah Singkat Masjid Nurut Taqwa Denpasar
Masjid Nurut Taqwa awalnya hanyalah mushola kecil yang dibangun atas inisiatif tentara muslim senior di asrama. Pada awalnya, mushola ini hanya memiliki tembok separuh dan lantai sederhana.
Tahun 1958 menjadi titik awal berdirinya tempat ibadah ini, di mana kegiatan utama adalah mengajar ngaji anak-anak muslim dan melaksanakan salat rutin.
Seiring waktu, kebutuhan jamaah yang terus meningkat mendorong perubahan signifikan. Pada tahun 1990, mulai dibentuk masjid besar yang mampu menampung salat Jumat.
Gedung lama di bagian belakang asrama dibongkar, dan jamaah yang sebelumnya menunaikan ibadah di lokasi lama beralih ke masjid baru. Perluasan masjid dilakukan bertahap melalui kontribusi jamaah, sehingga ruang salat semakin nyaman dan mampu menampung lebih banyak jamaah.
Kini, masjid ini mampu menampung seluruh jemaah untuk salat tarawih dan salat rawatib dengan kapasitas penuh.
Fungsi dan Peran Masjid dalam Kehidupan Warga
Masjid Nurut Taqwa Denpasar tidak hanya menjadi tempat ibadah umat Islam, tetapi juga pusat aktivitas sosial dan informasi bagi seluruh warga asrama. Kegiatan di masjid ini melibatkan seluruh warga, menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif:
a. Tempat Ibadah dan Perayaan Hari Besar Islam
Setiap tahun, masjid ini menyelenggarakan perayaan hari besar Islam seperti Maulid Nabi, Isra Miraj, Idul Adha, dan Idul Fitri. Salat rawatib rutin, terutama pada waktu Magrib dan Subuh, selalu dihadiri sekitar 100 jamaah.
Dengan adanya lantai dua dan fasilitas yang memadai, seluruh jamaah bisa beribadah dengan nyaman, tanpa ada yang harus menunggu di luar atau berdiri.
b. Pusat Publikasi Informasi Warga Asrama
Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini berperan sebagai pusat informasi bagi warga asrama, termasuk mereka yang beragama Hindu dan Kristen.
Semua informasi penting disebarkan melalui masjid, mulai dari kegiatan olahraga, kegiatan remaja, posyandu, hingga pemberitahuan kedukaan warga non-muslim.
Bahkan, ketika ada kegiatan yang membutuhkan tambahan daya listrik atau air PAM, masjid memfasilitasi kebutuhan tersebut sehingga semua kegiatan berjalan lancar.
c. Kegiatan Sosial dan Kolaborasi Antarumat
Kegiatan sosial menjadi bagian penting dari kehidupan masjid. Setiap perayaan Idul Adha, daging kurban dibagikan kepada warga sekitar, termasuk yang beragama non-muslim.
Menjelang Idul Fitri, beras sosial diberikan kepada semua warga. Warga non-muslim pun terlibat dalam kegiatan ini, misalnya dengan mempersilakan halaman rumah mereka digunakan untuk parkir jamaah.
Kehidupan di sekitar masjid menunjukkan bagaimana toleransi bisa diwujudkan melalui aksi nyata dan kebersamaan.
d. Toleransi dan Kerukunan Antarumat Beragama
Keindahan Masjid Nurut Taqwa Denpasar tampak jelas dalam hubungan harmonis antara umat Islam dan Hindu. Meskipun umat Islam menjadi minoritas di Bali, kegiatan masjid dijalankan dengan memperhatikan seluruh warga. Tidak ada perbedaan perlakuan dalam pembagian bantuan sosial maupun aktivitas sehari-hari.
e. Hidup Berdampingan di Lingkungan Minoritas
Masjid ini berdiri di tengah lingkungan mayoritas non-muslim, sehingga proses pembangunan awal memerlukan izin dan restu dari Panglima Kodam.
Selama bertahun-tahun, warga non-muslim di sekitar masjid selalu menghormati kegiatan ibadah dan perayaan Islam. Mereka ikut terlibat dalam kehidupan sosial tanpa membeda-bedakan agama, sehingga tercipta hubungan yang harmonis dan rukun.
f. Contoh Toleransi Nyata
Warga Hindu ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial masjid dengan cara yang sederhana namun berarti, misalnya menyerahkan beras untuk dibagikan kepada warga sekitar.
Masjid pun menyediakan fasilitas seperti listrik tambahan dan air PAM untuk kebutuhan pura di lingkungan sekitar. Tidak pernah ada konflik, dan semua warga hidup berdampingan dengan rasa saling menghormati.
Kehidupan di sekitar Masjid Nurut Taqwa menjadi contoh nyata bagaimana toleransi bisa diterapkan setiap hari.
Tantangan dan Proses Pembangunan Masjid
Mendirikan masjid di daerah dengan umat Islam minoritas bukan perkara mudah. Proses ini memerlukan koordinasi dan izin resmi dari pihak militer karena masjid berada di lingkungan asrama TNI-AD.
Selain itu, pengelola masjid harus memastikan semua warga merasa nyaman dan diterima dalam kegiatan ibadah maupun sosial.
Kontribusi jamaah menjadi salah satu faktor utama pembangunan masjid. Setiap renovasi dan perluasan masjid dilakukan melalui partisipasi aktif masyarakat.
Kesepakatan bersama warga dan penataan fasilitas membuat masjid semakin nyaman dan memadai untuk menampung seluruh jamaah. Dengan semangat gotong royong, Masjid Nurut Taqwa Denpasar berhasil menjadi pusat ibadah sekaligus simbol kerukunan.
Inspirasi dari Masjid Nurut Taqwa Denpasar
Masjid ini menunjukkan bahwa toleransi dan kerukunan bukan sekadar teori, melainkan bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Keharmonisan umat Islam dan Hindu di lingkungan asrama menjadi bukti bahwa perbedaan agama tidak menjadi penghalang untuk bekerja sama dan saling menghormati:
a. Pelajaran Berharga untuk Kehidupan Masyarakat
Masjid Nurut Taqwa mengajarkan bahwa tempat ibadah bisa menjadi pusat peradaban dan titik temu antarumat beragama.
Kolaborasi antarwarga, baik dalam kegiatan sosial maupun ibadah, menciptakan rasa persatuan yang kuat dan menjaga kedamaian lingkungan.
b. Menjadi Inspirasi untuk Masjid dan Kubah Berkualitas
Bagi masyarakat yang ingin menghadirkan masjid yang indah dan kokoh, Masjid Nurut Taqwa Denpasar bisa menjadi inspirasi.
Kubah galvalum setengah bola dengan diameter 8 meter menunjukkan desain yang estetis sekaligus tahan lama.
Untuk informasi lebih lengkap tentang jasa pembuatan kubah, kunjungi Qoobah dan temukan beragam pilihan desain kubah masjid yang bisa dijadikan acuan bagi pembangunan masjid Anda.
Dengan mengedepankan kebersamaan, gotong royong, dan rasa saling menghormati, Masjid Nurut Taqwa Denpasar berhasil menjadi pusat toleransi dan kerukunan yang nyata. Lingkungan masjid ini mengajarkan bahwa perbedaan agama bukan penghalang untuk membangun kehidupan sosial yang harmonis dan penuh kepedulian.
Lihat Alamat Pembuat Kubah Masjid di Denpasar pada Google Maps:
Baca juga: Jual Kubah Masjid Bali Enamel dan Galvalum Harga Murah dan Keindahan Kubah Masjid Nurul Amin Singaraja Buleleng