Sejarah Megah Masjid Jami’ Baiturrahim Dlanggu Lamongan

Masjid adalah saksi perjalanan panjang umat dalam membangun peradaban. Setiap masjid memiliki cerita yang berbeda, dan begitu pula Masjid Jami’ Baiturrahim di Desa Dlanggu, Lamongan.

Di balik kemegahan arsitekturnya yang kini memikat pandangan, terdapat kisah sejarah yang penuh perjuangan, kebersamaan, dan cita-cita mulia dari masyarakat setempat.

Awal Berdirinya Masjid Jami’ Baiturrahim

Sebagai rumah ibadah sekaligus pusat kegiatan umat, berdirinya masjid ini memiliki cerita panjang yang layak dikenang:

a. Latar Belakang Pendirian Masjid

Pada masa awal, warga Desa Dlanggu merasakan kebutuhan akan masjid yang representatif untuk menampung jamaah yang semakin banyak.

Saat itu, masyarakat masih melaksanakan shalat di tempat sederhana, jauh dari kata layak untuk menampung kegiatan keagamaan.

Dari sinilah tumbuh tekad besar untuk menghadirkan masjid yang benar-benar menjadi pusat syiar Islam sekaligus sarana pendidikan generasi penerus.

b. Peran Tokoh dan Masyarakat dalam Mendirikan Masjid

Para tokoh masyarakat, ulama, dan warga bersatu padu untuk mewujudkan impian tersebut. Mereka rela meluangkan waktu, tenaga, serta sumber daya demi berdirinya Masjid Jami’ Baiturrahim.

Gotong royong menjadi kunci utama, dan setiap orang mengambil bagian sesuai kemampuannya. Ada yang menyumbangkan material, ada pula yang ikut serta dalam pengerjaan konstruksi.

Semangat kebersamaan itu membuat masjid ini menjadi simbol persatuan umat di Desa Dlanggu.

Masjid jami baiturrahim dlanggu Lamongan

Proses pembangunan masjid tidaklah mudah, melalui banyak rintangan hingga akhirnya menjadi kokoh seperti sekarang:

a. Tahap Pembangunan dari Masa ke Masa

Masjid Jami’ Baiturrahim tidak langsung berdiri megah seperti saat ini. Pada awalnya, bangunan yang ada masih sederhana dengan material seadanya.

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jamaah, dilakukan renovasi demi renovasi. Perubahan bentuk serta penambahan fasilitas terus dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan umat.

b. Kendala dan Pengorbanan dalam Proses Pembangunan

Mewujudkan masjid besar di tengah desa tentu menghadapi kendala, baik dari sisi dana maupun tenaga. Namun semangat warga tidak pernah surut. Mereka rela berkorban demi keberlangsungan pembangunan.

Perjuangan panjang ini akhirnya melahirkan masjid yang berdiri megah, menjadi kebanggaan masyarakat Dlanggu dan sekitarnya.

Arsitektur dan Keindahan Masjid

Selain fungsinya sebagai tempat ibadah, masjid ini juga memancarkan keindahan melalui desain dan kubah yang megah.

a. Model Madinah dan Kesan Megah yang Tercipta

Desain Masjid Jami’ Baiturrahim mengadopsi gaya arsitektur Madinah yang anggun. Bentuknya mencerminkan kesederhanaan sekaligus kemewahan, menghadirkan suasana spiritual yang menenangkan.

Arsitektur ini tidak hanya memperkuat fungsi masjid sebagai tempat beribadah, tetapi juga menjadikannya ikon desa yang menonjol.

b. Kubah Stainless Gold 304 dengan Diameter 7,8 Meter

Salah satu elemen yang membuat masjid ini tampak memukau adalah kubahnya. Dibuat dengan material kubah stainless gold 304, kubah tersebut memiliki diameter mencapai 7,8 meter dan tinggi sekitar 6 meter.

Material ini dipilih karena terkenal tahan lama, berkilau, serta mampu bertahan menghadapi perubahan cuaca. Kilauan emas pada permukaan kubah memancarkan kemegahan dan menambah kesan agung pada masjid.

Dengan tinggi kubah yang mencapai 6 meter, bangunan ini terlihat semakin kokoh. Kilauannya memantulkan cahaya matahari, menciptakan pemandangan indah terutama saat pagi dan sore hari.

Tidak heran jika banyak orang yang melewati kawasan Dlanggu menjadikan masjid ini sebagai penanda sekaligus inspirasi keindahan arsitektur Islam.

Peran Masjid dalam Kehidupan Masyarakat

Masjid tidak sekadar berdiri sebagai bangunan fisik, tetapi juga sebagai pusat kehidupan sosial dan spiritual warga sekitar:

a. Masjid sebagai Pusat Peradaban Masyarakat

Sejak lama, Masjid Jami’ Baiturrahim berfungsi lebih dari sekadar tempat shalat. Masjid ini menjadi tempat berkumpul, belajar agama, serta sarana membangun silaturahmi antarwarga.

Dari masjid inilah berbagai kegiatan keagamaan, pendidikan, hingga sosial dijalankan. Kehadiran masjid membawa dampak besar bagi peradaban masyarakat sekitar, mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berilmu.

b. Harapan Takmir kepada Pemuda untuk Masa Depan

Takmir masjid menyadari bahwa perjuangan membangun masjid adalah amanah yang harus diteruskan. Mereka menitipkan harapan besar kepada para pemuda dan remaja untuk menjaga serta memakmurkan masjid ini.

Harapan itu bukan sekadar menjaga bangunan, tetapi juga memastikan masjid tetap menjadi pusat peradaban.

Pemuda diharapkan mampu melanjutkan tradisi kebersamaan, mengisi masjid dengan berbagai kegiatan positif, dan menjadikannya benteng moral masyarakat.

Pentingnya Melanjutkan Perjuangan Generasi Sebelumnya

Masjid Jami’ Baiturrahim Dlanggu Lamongan adalah simbol kegigihan masyarakat yang berjuang bersama-sama. Generasi berikutnya memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga warisan ini.

Tidak hanya mempertahankan keindahan fisik bangunan, tetapi juga terus memakmurkan masjid dengan ibadah, ilmu, dan kegiatan sosial. Sejarah ini menjadi pengingat bahwa perjuangan pendahulu harus selalu dihargai dengan karya nyata di masa depan.

Qoobah sebagai Sahabat Perjalanan Kubah Masjid

Kemegahan Masjid Jami’ Baiturrahim tidak lepas dari kualitas kubah yang menghiasi puncaknya. Banyak masjid besar di Indonesia kini mempercayakan pembangunan kubah kepada PT Anugerah Kubah Indonesia yang dikenal dengan merek Qoobah.

Dengan pengalaman panjang, perusahaan ini menghadirkan kubah berkualitas tinggi, tahan lama, serta memiliki desain yang menyesuaikan kebutuhan setiap masjid.

Kehadiran Qoobah menjadi sahabat terpercaya bagi takmir masjid dalam mewujudkan bangunan megah dan kokoh.

 

Lihat Alamat Pembuat Kubah Masjid di Lamongan pada Google Maps:

 

Baca juga: Pembuat dan Penjual Kubah Masjid Lamongan Garansi Antibocor dan Aktivitas Islami di Masjid Al-Insyirah UNIWARA Pasuruan